Sekre Bocor!
Selasa, 5 Januari 2016. Hujan deras disertai guntur menggelegar mengguyur kampus WW. Beberapa orang tengah berkumpul di ruang tengah Sekre (Sekretariat Bersama).
Tiba-tiba, beberapa akhwat aktivis LDK Jama’ah An-Nahl berlarian keluar. Telah lama diketahui bahwa Sekre bocor tetapi siang itu, terutama ruangan LDK Jama’ah An-Nahl dan BEM, kebocoran sangat parah.
Di ruangan LDK itu, air mengucur deras dari atap seperti dari keran saja. Kawan-kawan yang berada di ruang tengah Sekre tergopoh-gopoh membantu mengangkati barang-barang keluar dari LDK dan menempatkan ember untuk menampung air.
RY, anggota LDK, berada di lokasi kejadian saat kebocoran terjadi. “Saya baru melihat kejadian tersebut pada Selasa kemarin. Air hujan masuk cukup banyak sampai dalam Sekre banjir. Sebelumnya, hanya mendapat informasi apabila hujan lantai sekre LDK basah seperti itu. Barang-barang yang terkena titik air terpaksa harus dipindahkan ke tempat lain supaya tidak terkena air,” tambahnya.
Kebocoran ini menjadikan kegiatan LDK yang semula dijadwalkan di Sekre harus dicarikan ruangan lain.
BEM Bergerak Cepat
Budi Purwo Nugroho, Presiden BEM WW, mengungkapkan, “Untuk ruang Sekre LDK yang bocor parah, saya sudah bilang kepada Qo’id’l A’zham selaku ketua LDK bahwa akan ada tindak lanjut dari BEM, jadi mohon untuk bersabar menunggu realisasi dari pihak kampus.”
Budi menambahkan, “Saya juga sudah melaporkan hal ini meski secara lisan ke Bapak Moh. Mahsun, SE., MM., CA., CPA, selaku Rektor STIE Widya Wiwaha.”
Laporan secara tertulis belum ada karena personel di BEM yang bertugas sedang sibuk. Tetapi, Budi sudah mengingatkan ulang personel yang bersangkutan. Realisasi renovasi kedua yang mengarah ke atap sendiri belum diketahui kapan akan dilaksanakan.
“Untuk renovasi kedua mungkin akan diadakan setelah liburan dan atau sebelum liburan. Nanti akan
dibahas dengan Pak Mahsun kira-kira kapan pihak kampus akan siap karena liburan ini juga bermasalah untuk proses renovasi,” lanjut Budi.
Pak Mahsun sangat mendukung mengenai renovasi kedua ini.
“Apabila dari pihak kampus bingung kapan akan merealisasikannya, cukup memberikan dana untuk perbaikan. Tukang sudah dicari namun mereka tidak akan jalan apabila dana belum ada,” saran Budi.
Budi juga menuturkan masukan dari LDK mengenai sekat pembatas ruang yang sekiranya tidak rata pembagiannya dibenahi agar adil.
Pendapat dari ketua-ketua UKMYounky Ario Pangestu, Ketua HMJM menyayangkan kenapa gedung Sekre bisa bocor dan penanganannya cenderung lama. Kebocoran ini juga berdampak terhadap sekre HMJM namun tidak secara langsung.
“Alhamdulillah kebetulan dari sekrenya HMJM tidak bocor tetapi juga terkena dampak dari kebocoran ini. Dampaknya karena kebocoran yang titiknya bukan dari sekrenya HMJM tapi otomatis airnya mengalir dan sekrenya HMJM juga menjadi ikut terkena imbasnya. Namun, secara langsung tidak bocor,” ungkap Younky.
Yongky juga menyarankan untuk menunggu rencana dari BEM, tetapi untuk masing-masing UKM diharap mengurusi rumahnya masing- masing.
Andreas Wahyu Anggara Putra, Wakil Ketua HMJA, mengungkapan, “Kemarin sempat ada obrolan mengenai pembenahan dari pihak kampus yang pertama dan sudah terealisasi namun ternyata masih bocor.”
Sekre HMJA sendiri tidak boros jika hujannya tidak sangat deras. Hanya saja, Andreas turut prihatin dengan kebocoran parah di LDK dan BEM.
Dampak kebocoran ini juga terjadi di sekre tengah yang menjadi pusat area kompleks Sekre.
“Sejauh ini sekre tengah yang sering membersihkan itu orang-orang dari HMJM dan UKM-UKM yang ikut menggunakan meskipun tidak banyak, namun tidak ada yang peduli makanya kasihan juga mereka,” tambah Andreas.
Andreas berharap untuk segara diperbaiki lagi karena setahunya sudah diperbaiki namun ternyata masih bocor.
“Segera dilakukan tindakan supaya tidak menimbulkan suara-suara seperti dananya lari ke mana, sudah dibenahi atau tidak dan segera di-follow up saja oleh pihak kampus,” tutur Andreas.
Andreas menyarankan apabila pihak kampus terkendala entah waktu atau tenaga sebaiknya kampus menurunkan dana saja dan nanti Mas Budi selaku Presiden BEM yang akan mengkoordinir sumber daya dari UKM-UKM. (Fitri)
Tiba-tiba, beberapa akhwat aktivis LDK Jama’ah An-Nahl berlarian keluar. Telah lama diketahui bahwa Sekre bocor tetapi siang itu, terutama ruangan LDK Jama’ah An-Nahl dan BEM, kebocoran sangat parah.
Di ruangan LDK itu, air mengucur deras dari atap seperti dari keran saja. Kawan-kawan yang berada di ruang tengah Sekre tergopoh-gopoh membantu mengangkati barang-barang keluar dari LDK dan menempatkan ember untuk menampung air.
RY, anggota LDK, berada di lokasi kejadian saat kebocoran terjadi. “Saya baru melihat kejadian tersebut pada Selasa kemarin. Air hujan masuk cukup banyak sampai dalam Sekre banjir. Sebelumnya, hanya mendapat informasi apabila hujan lantai sekre LDK basah seperti itu. Barang-barang yang terkena titik air terpaksa harus dipindahkan ke tempat lain supaya tidak terkena air,” tambahnya.
Kebocoran ini menjadikan kegiatan LDK yang semula dijadwalkan di Sekre harus dicarikan ruangan lain.
BEM Bergerak Cepat
Budi Purwo Nugroho, Presiden BEM WW, mengungkapkan, “Untuk ruang Sekre LDK yang bocor parah, saya sudah bilang kepada Qo’id’l A’zham selaku ketua LDK bahwa akan ada tindak lanjut dari BEM, jadi mohon untuk bersabar menunggu realisasi dari pihak kampus.”
Budi menambahkan, “Saya juga sudah melaporkan hal ini meski secara lisan ke Bapak Moh. Mahsun, SE., MM., CA., CPA, selaku Rektor STIE Widya Wiwaha.”
Laporan secara tertulis belum ada karena personel di BEM yang bertugas sedang sibuk. Tetapi, Budi sudah mengingatkan ulang personel yang bersangkutan. Realisasi renovasi kedua yang mengarah ke atap sendiri belum diketahui kapan akan dilaksanakan.
“Untuk renovasi kedua mungkin akan diadakan setelah liburan dan atau sebelum liburan. Nanti akan
dibahas dengan Pak Mahsun kira-kira kapan pihak kampus akan siap karena liburan ini juga bermasalah untuk proses renovasi,” lanjut Budi.
Pak Mahsun sangat mendukung mengenai renovasi kedua ini.
“Apabila dari pihak kampus bingung kapan akan merealisasikannya, cukup memberikan dana untuk perbaikan. Tukang sudah dicari namun mereka tidak akan jalan apabila dana belum ada,” saran Budi.
Budi juga menuturkan masukan dari LDK mengenai sekat pembatas ruang yang sekiranya tidak rata pembagiannya dibenahi agar adil.
Pendapat dari ketua-ketua UKMYounky Ario Pangestu, Ketua HMJM menyayangkan kenapa gedung Sekre bisa bocor dan penanganannya cenderung lama. Kebocoran ini juga berdampak terhadap sekre HMJM namun tidak secara langsung.
“Alhamdulillah kebetulan dari sekrenya HMJM tidak bocor tetapi juga terkena dampak dari kebocoran ini. Dampaknya karena kebocoran yang titiknya bukan dari sekrenya HMJM tapi otomatis airnya mengalir dan sekrenya HMJM juga menjadi ikut terkena imbasnya. Namun, secara langsung tidak bocor,” ungkap Younky.
Yongky juga menyarankan untuk menunggu rencana dari BEM, tetapi untuk masing-masing UKM diharap mengurusi rumahnya masing- masing.
Andreas Wahyu Anggara Putra, Wakil Ketua HMJA, mengungkapan, “Kemarin sempat ada obrolan mengenai pembenahan dari pihak kampus yang pertama dan sudah terealisasi namun ternyata masih bocor.”
Sekre HMJA sendiri tidak boros jika hujannya tidak sangat deras. Hanya saja, Andreas turut prihatin dengan kebocoran parah di LDK dan BEM.
Dampak kebocoran ini juga terjadi di sekre tengah yang menjadi pusat area kompleks Sekre.
“Sejauh ini sekre tengah yang sering membersihkan itu orang-orang dari HMJM dan UKM-UKM yang ikut menggunakan meskipun tidak banyak, namun tidak ada yang peduli makanya kasihan juga mereka,” tambah Andreas.
Andreas berharap untuk segara diperbaiki lagi karena setahunya sudah diperbaiki namun ternyata masih bocor.
“Segera dilakukan tindakan supaya tidak menimbulkan suara-suara seperti dananya lari ke mana, sudah dibenahi atau tidak dan segera di-follow up saja oleh pihak kampus,” tutur Andreas.
Andreas menyarankan apabila pihak kampus terkendala entah waktu atau tenaga sebaiknya kampus menurunkan dana saja dan nanti Mas Budi selaku Presiden BEM yang akan mengkoordinir sumber daya dari UKM-UKM. (Fitri)
Komentar
Posting Komentar